Senin, 23 Juli 2012

'Berbohong' Yang Diperbolehkan Dalam Islam **

 

Pada dasarnya Islam melarang seorang muslim untuk berbohong. Bahkan berbohong dalam Islam dipandang sebagai salah satu sifat kekufuran dan kemunafikan. Di dalam Al-Qur'an Alloh SWT berfirman:

"Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan hanyalah mereka yang tidak mengimani (mempercayai) tanda-tanda kekuasaan Alloh. Mereka adalah kaum pendusta." (An-Nahl: 105)

Rasulullah SAW pun menggolongkan mereka yang berdusta termasuk orang-orang yang memiliki karekteristik kemunafikan. Beliau bersabda:

"Empat hal jika semuanya ada pada seseorang ia adalah munafik semurni-murninya munafik. Jika satu di antara yang empat itu ada pada dirinya maka padanya terdapat saru sifat kemunafikan hingga ia dapat membuangnya; Jika berbicara ia berduta, jika diberi amanah ia khianat, jika berjanji ia melanggar dan jika membantah ia berbohong." (HR. Bukhori Muslim)

"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya". (QS. 17 : 36)

"Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat Pengawas yang selalu hadir". (QS. 50 : 18)

"Kejujuran menuntun pada kebajikan, kebajikan dapat menghantarkan ke surga. Sesungguhnya kebohongan itu menyeret manusia pada kejahatan kejahatan itu dapat menyeret pada neraka." (berbohong hukumnya haram) (HR. Bukhari Muslim dari Ibnu Mas’ud)

"Sesungguhnya Allah tidak menuntun seorangpun yang melanggar dan membohong." (QS:40:28)

Dalam Hadis, Muhammad dikutip sebagai berikut mengatakan, "Jujurlah kalian karena kejujuran membawa kebaikan dan kebaikan mengantar ke surga. Hati-hati dengan kepalsuan karena ini mengantar kepada ketidakmoralan dan ketidakmoralan mengantar ke Neraka."
Berikut ini adalah syarat-syarat yang kebanyakan Muslim cukup mengenalnya:

- Berbohong dalam Perang karena Perang adalah bentuk penipuan (War is deception.)
- Berbohong dengan tujuan meghalalkan hal-hal yang dilarang
- Jika dihadapkan pada 2 kejahatan, dengan memilih yang mana yang kurang tingkat kejahatannya.

Inilah ayat-ayat yang dijadikan dasar membohong:

"Allah tidak akan mempertanyakanmu tentang apa yang tidak dapat kau penuhi dalam sumpahmu ". (QS: 5:89)

"Allah tidak akan mempertanyakanmu kalau kau tidak memikirkan matang-matang sumpahmu (for thoughtlessness (vain) in your oaths), tetapi bagi kemauan dalam hatimu; dan IA Maha pengampun ." (QS: 2:225)

"Siapapun yang setelah menerima Allah mengucapkan murtad, kecuali dibawah paksaan, hatinya tetap kuat dalam Iman - tetapi kalau mereka membuka hati mereka bagi Murtad, kemarahan Allah ada pada mereka ." (QS: 16: 106)

Al-Tabary menjelaskan Surah 16:106 sebagai surah yang diturunkan kepada Muhammad setelah ia tahu bahwa Ammar Ibn Yasser dipaksa utk menolak Islam ketika ia diculik oleh Banu Moghera. Muhamad menenangkan Ammar dengan mengatakan "Jika mereka berbalik, kau ikut berbalik." (Artinya: jika mereka menculikmu kembali, kau boleh menolak saya kembali.)

Ini menunjukkan bahwa kebohongan yang tidak direncanakan bisa diampuni dan bahkan kebohongan yang direncanakanpun bisa ditebus dengan melakukan beberapa hal, seperti puasa. Jelas juga, bahwa jika terpaksa Muslim bisa mengambil sumpah (contoh; sumpah kesetiaan kepada Negara lain) dan bahkan berbohong dengan Allah, selama mereka tetap percaya didalam hati mereka.

by : muslims-says.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar