1. Coba membiasakan diri
mencatat, setiap hari, semua hal baik yang terjadi pada kita hari itu. (
Keep a gratitude journal).
Pagi dan sore kalau bisa. Kalau tidak, ya, cukup sekali saja, mungkin menjelang tidur.
Di sebuah buku khusus, tulis setiap harinya, paling sedikit 50 hal yang bisa Anda syukuri hari itu.
Banyak yang menyarankan, untuk pertama kali melakukan ini, paling sedikit menulis 100 hal yang kita syukuri.
Besar dan kecil. Semuanya. Ini memaksa kita, pikiran sadar dan bawah sadar kita untuk melihat bahwa ternyata dalam hidup kita
ini TELAH ada begitu banyak yang patut kita hargai dan ucapkan rasa terima kasih kepada Tuhan karenanya.
Sesudah itu secara rutin tetap dilakukan walau jumlah yang dituliskan tidak sebanyak yang pertama.
Tidak punya cukup banyak hal untuk disyukuri? Masa?
Coba, Anda masih bisa menggerakkan jari-jari Anda? Syukuri itu.
Rambut Anda tidak berkutu? Syukuri itu.
Anda masih bisa ke 'belakang' dengan normal? Bukannya itu juga suatu anugerah?
Anda bisa menarik napas? Syukuri ini juga, ada orang-orang yang menderita tidak bisa melakukannya.
Udara masih bebas. Air bersih masih mudah didapat. Hujan yang mendinginkan negeri kita yang berdebu dan panas ini masih
mau turun.
Malam masih gelap sehingga kita bisa tidur dan istirahat.
Matahari belum terbit di sebelah barat. Dan masih banyak lagi.
Jadi, mana mungkin Anda tidak punya sesuatu untuk disyukuri.
Bersyukurlah banyak-banyak, setiap hari, setiap saat.
Dan jika kamu menghitung-hitung
ni'mat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya (karena banyaknya). Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Penyayang.
~ Qur'an:
Surat An Nahl: 18 ~
2.
Setiap hati kita suntuk dan resah,
dan mulai kehilangan semangat dan kepercayaan, coba baca ulang "jurnal
syukur" Anda tersebut, dan lihat betapa banyak yang TUHAN
TELAH berikan kepada Anda.
3.
Bila Anda sendiri sedang merasa
kekurangan, coba cari beberapa orang yang Anda tahu lebih buruk lagi
kondisinya dibandingkan Anda. Cari, temui, amati kehidupan
mereka.
Lalu lakukan sesuatu yang bisa membantu mereka (meskipun sedikit). Ini "memaksa" kita untuk lagi-lagi melihat betapa
beruntungnya kita, dan bahwa nikmat Tuhan itu tidak akan habis meski kita membaginya dengan orang lain.
4. Terapkan ajian "UNTUNG" ala
orang Jawa (untuk suku lain, maaf kalau saya salah klaim tentang falsafah ini, karena sebagai orang Jawa, setahu saya, orang
Jawalah yang suka memakai aji-aji ini...)... yaitu, bila mereka tertimpa musibah, mereka selalu mencari baiknya dan mengatakan,
"
Untung ya ....." (lalu menyebutkan sesuatu yang sebaliknya dari musibah tadi).
Misalnya: Bila satu keluarga sakit semua, mereka akan bilang, "
Untung tidak sampai meninggal." "
Atau untung punya uang untuk
berobat." Atau "
Untung tidak perlu sampai dirawat."
Dan untung-untung lainnya. Yang intinya mencari "
the silver lining of the dark grey clouds" atau mencari
elemen positif dari segala sesuatu yang di luarnya nampak negatif.
Dan bersyukurlah kepada Allah.
Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri...
~ Qur'an:
Surat Luqman: 12 ~
5. Cara menerapkan kunci sukses dahsyat bersyukur
berikutnya, adalah dengan selalu menjawab dengan penuh semangat dan rasa bahagia semua pertanyaan yang menanyakan
kabar Anda, entah itu tentang kondisi kesehatan, keuangan Anda, kehidupan Anda dsb.
Jawab semua pertanyaan tentang kabar Anda dengan kalimat seperti berikut,
"Alhamdulillah atau Puji Tuhan........." (lalu sebutkan berita baiknya). Apapun itu berita baiknya, walau sekecil apa.
Jangan katakan dengan lesu dan lemas, "
Ya, beginilah nasib saya Mas" atau jawaban lain yang senada.
Anda paham maksud saya kan?
Pokoknya, jangan sekali-kali mengecilkan apapun yang telah diberikan Tuhan pada kita.
6. Sering-sering mengadakan acara
"syukuran" juga merupakan langkah menerapkan kunci sukses dahsyat bersyukur ini. (
Yes, make every day a thanks-giving day).
Bisa berupa mentraktir makan sobat karib (berdua saja bila memang dana terbatas) sebagai rasa syukur dia telah mendukung
kita selama ini.
Bisa lebih besar dengan mengundang tetangga makan-makan di rumah. Bisa dengan mengirim
makanan ke panti asuhan, ke anak-anak jalanan di bawah jembatan, ke mana saja.
Yang tujuannya adalah untuk mengungkapkan syukur akan apa yang SUDAH kita terima.