James &Carlo, peneliti Texas Researh Institute of Mental Science dalam bukunya menyatakan sebagian besar ketidakpuasan pernikahan bersumber dari masalah komunikasi.
Komunikasi antara suami Istri bisa dibagi menjadi beberapa tipe:
1. Assertif : kemampuan interpersonal untuk mengekpresikan keinginan kita tanpa menyakiti atau mengambil hak orang lain.
Sifat asertif itu juga harus dilakukan secara verbal dan non verbal. “Katanya Cinta tapi kelakuan marah2 terus” atau seorang suami/istri yg sangat baik sama pasangan tapi ga pernah ngomong bahwa dia cinta pada pasangannya
2 : Kursif:Memaksakan kehendak satu sama lain bisa dari cara bicara.
Contoh : Istri kita misalnya dari pagi sudah memandikan anak, mempersiapkan makanan, main bersama anak, pada saat suami pulang istri sudah kelelahan dan sedang memasak, sedangkan anak bungsu sedang menangis. Ayah yg lelah pulang dari kantor mengatakan “itu anaknya nangis, kamu sayang ga sama anakknya, kasih lah perhatian”
Akhirnya ibunya marah sama anaknya “Diam kamu…dari pagi Ibu sudah main sama kamu, bapakmu marah2 sama ibu gara2 kamu” . Akibat fragmen tsb ayahnya marah mendengar itu dan terjadilah pertengkaran hingga berakhirnya hari itu.
Padahal jika komunikasi dilakukan secara assertif maka sebenarnya ibunya hanya mau ngomong…”Pak saya dari pagi sudah ngurus anakmu…karena bapak datang…gantianlah bapak yg ngurus, saya masak untuk makan malam kita”
“Ya Rasulullah aku mencintai orang tersebut…pergilah kepada orang itu dan ucapkan bahwa kamu mencintai dia.”
Jika dengan saudara semuslim saja kita harus melakukan komunikasi verbal, Apalagi dengan pasangan kita sendiri.
Setan mana yg merasuki kita sehingga kita merasa bahwa ungkapan cinta kita kepada pasangan itu sudah tidak perlu lagi karena kita sudah sama2 merasa tahu sama tahu, sudah lama menikah dan tidak membutuhkan romantisme lagi.
Salah satu prestasi terbesar saytan adalah memisahkan antara seorang suami dengan istrinya.Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya (QS2:102).Saat menghadapi konflik ingatlah bahwa setan juga sedang bermain saat itu..Samakan persepsi….lakukan tabayun (melakukan cross check dgn pasangan). Dan selalu ingat tujuan jangka panjang kita…memasukkan keluarga kita ke Surga
Dengan demikian maka kalau cuma konflik dalam rumah tangga, itu adalah ‘cuma masalah kecil’ dari masalah dan tujuan besar kita mengantarkan seluruh keluarga kita ke pintu gerbang Surga.
BY : Rumah Bunga Matahari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar