Jumat, 29 Juli 2011

ﷲ MARHABAN YA SYAHRU RAMADHAN ﷲ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُ


Sebentar lagi bulan suci Ramadlan tiba. Mari kita sambut
bulan suci ini dengan membersihkan hati dan
membenahi diri menuju keridhoan Ilahi Robbi.

Dan apa bila ada kata yang menggores luka dan menyinggung rasa, terselip hilaf
dalam canda , terbesit pilu dalam tawa, dengan kerendahan hati saya mohon maaf lahir dan batin.

Di riwayatkan ketika menjelang Ramadlan tiba, maka Malaikat
Jibril Alaihi Sallam berdo'a; "wahai Allah, abaikanlah puasa
umat Nabi Muhammad yang menjelang bulan Ramadlan, ia
belum memohon maaf atas kesalahannya, kesalahan pada
orang tuanya, pada keluarganya dan juga pada orang di
sekitarnya"

Lalu Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallah mengamininya sampai tiga kali.
Dan semoga bulan Ramadlan ini, menjadi bulan yang lebih baik
dari pada bulan-bulan yang lalu.
Sehingga kita menjadi golongan orang yang beruntung, yang
mendapatkan ampunan dan kasih sayang Allah di bulan Ramadlan ini.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda;

"Manusia itu terbagi menjadi tiga golongan"

1) -Orang yang hari ini amalnya lebih buruk dari hari kemarin dan
seterusnya, adalah golongan orang-orang yang bakal celaka.

2) -Orang yang hari ini amalnya biasa-biasa saja dari hari kemarin
dan seterusnya, ia adalah golongan orang-orang yang rugi.

3) -Orang yang hari ini amalnya lebih baik dari hari kemarin dan
seterusnya ia adalah golongan orang yang akan beruntung.
Oleh karena itu, mari kita bersihkan hati, perbaiki diri di bulan Ramadlan yang suci ini,
perbaiki niat, perbaiki amal perbuatan, perbaiki amal ibadah, puasa, shalat , bacaan Al-Qur'an,
dan lain sebagainya. Agar kita menjadi golongan orang-orang yang beruntung. dan bukan
menjadi golongan orang yang rugi atau celaka, yaitu orang yang tidak memanfaatkan dan menjaga
puasa dan amal ibadahnya di bulan Ramadlan ini dengan sebaik-baiknya..
Sebagai mana yang di sabdakan Rasulullah Sholallohu Alaihi Wassalam;

*KAM MIN SHOIMIN LAISA LAHU MIN SHIYAMIHI ILLAL JU'U WAL 'ATHOSY*

"begitu banyak orang yang berpuasa, tapi tidak mendapatkan pahala, kecuali mendapatkan
haus dan laparnya saja"

Inilah orang yang tidak mampu menjaga amal ibadah dan perbuatannya, sehingga ia menjadi orang-orang yang rugi yang tidak mendapatkan pahala dari amal ibadahnya.
Hujjatul Islam, Imam Al-Ghozali membagi puasa itu menjadi tiga;

1)-Puasa Umum.

Yaitu puasa yang di kerjakan kebanyakan orang ( orang awam), yang hanya sekedar menahan makan, minum dan tidak berhubungan suami istri. tapi terkadang tidak mampu
menahan atau menjaga pandangannya, lidahnya dan anggota badan yang lainnya dari
hal-hal yang di larang Allah.
Seperti berkata bohong, menggunjing atau ghibah,
bersumpah palsu, mengadu- domba, dan memandang hal-hal
yang di haramkan. Dan puasa seperti ini, puasa yg tidak
mendapatkan pahala, sebagaimana yang di katakan Rasulullah

Sholallohu Allaihi wassalam;

*KAM MIN SHOIMIN LAISA LAHU MIN SHIYAMIHI ILLAL JU'U WAL 'ATHOSY*

"begitu banyak orang yang berpuasa, tapi tidak mendapatkan pahala, kecuali mendapatkan
haus dan laparnya saja"

2)-Puasa Khusus.
Yaitu puasa yang kebanyakan di kerjakan para shalihin, puasa yang bukan hanya sekedar
menahan haus, lapar dan tidak berhubungan suami istri, tapi juga menahan anggota badannya dari
hal-hal yang di haramkan Allah. Seperti menahan pandangannya, lidahnya, pendengarannya, gerak
dan langkahnya dari hal-hal yang tidak di ridhoi Allah.

Rasulullah Sholallohu Allaihi Wassalam bersabda;

*KHOMSATU ASYYA-A TUKHBITHUS SHAUMA AY TUBTHILU TSAWABAHUL
KADZIBU WALGHIBATU WANNAMIMATU WALYAMINU AL-GHUMUSU WANNADHORU
BISYAHWATIN*

"ada lima hal yang dapat menghilangkan pahala puasa, yaitu; dusta, ghibah atau
menggunjing, adu-domba, sumpah palsu dan memandang penuh syahwat"
Inilah yang mereka jaga, mereka benar-benar menjaga puasanya dari hal-hal yang membatalkan
dan juga yang menghilangkan dari pada pahala puasa.

3)-Puasa Khawashul Khawash.
Yaitu puasanya para Nabi dan para shidiqin, puasa yang tidak hanya sekedar menahan makan,
minum, berhubungan suami istri dan menahan anggota badannya, tapi juga menahan segala gerak-
gerik hatinya dari tujuan selain Allah, dari hal yang bersifat
duniawi. Dan bagi puasa tingkatan seperti ini, apa bila hatinya memikirkan hal-hal selain
Allah, maka gugurlah puasanya.
Dan pada hakekatnya puasa tingkatan seperti ini, hanya
menghadapkan jiwa ragasepenuhnya hanya kepada Allah dan tidak berpaling dari pada-Nya.

Dan puasa tingkatan husus dan khawashul khawash inilah yang dapat sanggup menghapus dosa-
dosa yang terdahulu.Karena mereka berpuasa dngn segenap keimanannya dan juga
keihlasannya.
Sebagaimana sabda Rasulullah Sholallohu Allaihi Wassalam;

*MAN SHOMA ROMADHONA IMANAN WAKHTISABAN GHUFIROLAHU MA
TAQODDAMA MIN DZANBIHI*

"Barang siapa yang berpuasa bulan Ramadlan, penuh
keimanan dan keikhlasan, maka pasti akan di ampuni dosa- dosanya yang terdahulu"
Dan semoga Allah jadikan puasa kita di bulan Ramadlan ini,
menjadi puasa yang benar benar dapat menjadi maghfirah atau
penghapus segala dosa-dosa kita yang terdahulu yang sudah tak terhitung lagi berapa banyak
dosa-dosa kita, sehingga kita keluar dari bulan Ramadlan ini dalam keadaan Fitrah atau suci.
AAMIIN ALLAHUMMA AAMIIN..

Dan buat semuanya terimakasih dan mohon maaf kalau ada salah
dan hilaf ana selama ini dan semoga bermanfaat.

Rabu, 13 Juli 2011

ღ☆ღ Rizki Itu Pasti Datang ღ☆ღ



السلام عليكم ورحمة الله و بركاته

Banyak manusia yang merasa khawatir dalam mencari rizki,bahkan tidak sedikit dari mereka yang rela menggadai diri dan menghinakan martabat.
Kondisi dunia modern yang sarat persaingan & pergulatan menuntut mereka untuk lebih mati-matian dalm mencari nafkah berupa karunia Tuhan.
Betapa banyak setiap pagi hari d belahan bumi manapun d dapati wajah-wajah penuh ketegangan & kepanikan yang memancarkan rona kekhawatiran
dalam mengais rezeki d pagi hari.Seolah mereka tiada Tuhan Yang Maha Kaya (Ar_Razzaq),sang pemberi rezeki

Hal yanh sering luput dari diri manusia zaman modern ini adlah keimanan dan keyakinan bahwa ALLAH Subhanahu Wa Ta'alla,telah menjamin rezeki dan nafkah setiap hambaNYA.Karena keyakinan ini semakin memudar ,maka setiap individu bergulat & berkutat dalam kehidupan dunia demi memenuhi kehidupan
hidup belaka.

Dalam kitab Mirqat Al-Mafatih terdapat kutipan pernyatan Al_Qusyairi yang mengatakan "Seseorang yang mengetahui bahwa ALLAH itu adalah sang pemberi rezeki
berarti ia telah menyandarkan tujuan kepadaNYA & mendekatkan diri dengan terus bertawakal kepadaNYA"

"Pernyataan Al-Qusyairi ini prnting untk d yakini bahwa kunci mendapatkan rezeki adalah dengan mendatangi Sang Pemilik Rezeki Ar_Razzaq !Sebab dengan
mendatangiNYA seagala kebutuhan akan terpenuhi.
""Hai manusia ,jika dari generasi pertama sampai terakhir,baik jin & manusia berkumpul dalam satu tempat untuk meminta kepadaKU,lalu masin-masing orang meminta
untuk di penuhi kebutuhannya,niscaya hal tersebut tidak mengurangi sedikitpun dari kekuasaanKU,kecuali hanya seperti jarum yang di celupkan di laut"(HR.Muslim)

Ini semua bukanlah demi menafikan sebuah ikhtiar mencari nafkah atau bekerja,Tetap saja bekerja adalah sebuah persyaratan mulia untuk mendapatkan nafkah,Rosululloh Sholallohu Allaihi Wassalam pun melakukan nya.

RosulullohSholallohu Allaihi Wassalam bersabda ;"Wahai manusia bertaqwalah kepada Allah,dan carilah nafkah yang baik !!Sesungguhnya jiwa hanya akan mati sampai memperoleh rezekinya,meskipun rezeki itu datangnya terlambat .Maka bertaqwalah kepada ALLAH,dan carilah nafkah yang baik,carilah yang halal dan tinggalkan yang haram!!(Shahih Sunan Ibnu Majah,no;1743)

Sebab itu usahlah panik dalam mencari karunia Allah,Yakinilah bahwa rezeki itu datang,bahkan kedatangannya menghampiri diri kita begitu cepat,,
"innarizqo 'layadlubul 'ngabda akhtsaro mimma yatdlubuhu ajalu,,,Sesungguhnya rezeki itu akan mencari seseorang dan bergerak lebih cepat dari pada ajalnya "
(Shahih Jami' Ash-Shaghir)


❤¸¸.•*¨*•♫♪ღ*♥*ღ☆ღ,¤¤*¨*ღ☆ღ*♥*ღ☆ღ,¤¤*♥ღ☆ღ,¤¤*♥ღ


Minggu, 10 Juli 2011

❤ﷲ❤ Hapuslah Air Mata Di Pipi ❤ﷲ❤


بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيم

Kegelisahan, kedukaan dan air mata adalah bagian dari sketsa hidup di dunia. Tetesan air mata yang bermuara dari hati dan berselaputkan kegelisahan jiwa terkadang memilukan, hingga membuat keresahan dan kebimbangan. Kedukaan karena kerinduan yang teramat sangat dalam menyebabkan kepedihan yang menyesakkan rongga dada. Jiwa yang rapuh pun berkisah pada alam serta isinya, bertanya, dimanakah pasangan jiwa berada. Lalu, hati menciptakan serpihan kegelisahan, bagaikan anak kecil yang hilang dari ibunya di tengah keramaian.

Keinginan bertemu pasangan jiwa, bukankah itu sebuah fitrah? Semua itu hadir tanpa disadari sebelumnya, hingga tanpa sadar telah menjadi bagian hidup yang tak terpisahkan. Sebuah fitrah pula bahwa setiap wanita ingin menjadi seorang istri dan ibu yang baik ketimbang menjalani hidup dalam kesendirian. Dengan sentuhan kasih sayang dan belaiannya, akan terbentuk jiwa-jiwa yang sholeh dan sholehah.

Duhai...

Betapa mulianya kedudukan seorang wanita, apalagi bila ia seorang wanita beriman yang mampu membina dan menjaga keindahan cahaya Islam hingga memenuhi setiap sudut rumahtangganya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala pun telah menciptakan wanita dengan segala keistimewaannya, hamil, melahirkan, menyusui hingga keta'atan dan memenuhi hak-hak suaminya laksana arena jihad fii sabilillah. Karenanya, yakinkah batin itu tiada goresan saat melihat pernikahan wanita lain di bawah umurnya? Pernahkah kita menyaksikan kepedihan wanita yang berazam menjaga kehormatan diri hingga ia menemukan kekasih hati? Dapatkah kita menggambarkan perasaannya yang merintih saat melihat kebahagiaan wanita lain melahirkan? Atau, tidakkah kita melihat kilas tatapan sedih matanya ketika melihat aqiqah anak kita?

Letih...

Sungguh amat letih jiwa dan raga. Sendiri mengayuh biduk kecil dengan rasa hampa, tanpa tahu adakah belahan jiwa yang menunggu di sana.
Duhai ukhti sholehah...

Dalam Islam, kehidupan manusia bukan hanya untuk dunia fana ini saja, karena masih ada akhirat. Memang, setiap manusia telah diciptakan berpasangan, namun tak hanya dibatasi dunia fana ini saja. Seseorang yang belum menemukan pasangan jiwanya, insya Allah akan dipertemukan di akhirat sana, selama ia beriman dan bertaqwa serta sabar atas ujian-Nya yang telah menetapkan dirinya sebagai lajang di dunia fana. Mungkin sang pangeran pun tak sabar untuk bersua dan telah menunggu di tepi surga, berkereta kencana untuk membawamu ke istananya.

Keresahan dan kegelisahan janganlah sampai merubah pandangan kepada Sang Pemilik Cinta. Kalaulah rasa itu selalu menghantui, usah kau lara sendiri, duhai ukhti. Taqarrub-lah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kembalikan segala urusan hanya kepada-Nya, bukankah hanya Ia yang Maha Memberi dan Maha Pengasih. Ikhtiar, munajat serta untaian doa tiada habis-habisnya curahkanlah kepada Sang Pemilik Hati. Tak usah membandingkan diri ini dengan wanita lain, karena Allah Subhanahu wa Ta'ala pasti memberikan yang terbaik untuk setiap hamba-Nya, meski ia tidak menyadarinya.

Usahlah dirimu bersedih lalu menangis di penghujung malam karena tak kunjung usai memikirkan siapa kiranya pasangan jiwa. Menangislah karena air mata permohonan kepada-Nya di setiap sujud dan keheningan pekat malam. Jadikan hidup ini selalu penuh dengan harapan baik kepada Sang Pemilik Jiwa. Bersiap menghadapi putaran waktu, hingga setiap gerak langkah serta helaan nafas bernilai ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tausyiah-lah selalu hati dengan tarbiyah Ilahi hingga diri ini tidak sepi dalam kesendirian.
Bukankah kalau sudah saatnya tiba, jodoh tak akan lari kemana. Karena sejak ruh telah menyatu dengan jasad, siapa belahan jiwamu pun telah dituliskan-Nya.

Sabarlah ukhti sholehah...

Bukankah mentari akan selalu menghiasi pagi dengan kemewahan sinar keemasannya. Malam masih indah dengan sinar lembut rembulan yang dipagar bintang gemintang. Kicauan bening burung malam pun selalu riang bercanda di kegelapan. Senyumlah, laksana senyum mempesona butir embun pagi yang selalu setia menyapa.

Hapuslah air mata di pipi dan hilangkan lara di hati. Terimalah semua sebagai bagian dari perjalanan hidup ini. Dengan kebesaran hati dan jiwa, dirimu akan menemukan apa rahasia di balik titian kehidupan yang telah dijalani. Hingga, kelak akan engkau rasakan tak ada lagi riak kegelisahan dan keresahan saat sendiri.

Semoga

♪♫•*¨*•.¸¸❤ﷲ❤¸¸.•*¨*•♫♪♪♫•*¨*•.¸¸❤ﷲ❤¸¸.•*¨*•♫♪♪