Sabtu, 26 Mei 2012

Kegemaran Membaca ^_^


Ada 4 tips yang dapat diambil untuk melatih diri kita dalam meningkatkan kegemaran kita untuk membaca:
Tips yang Pertama:
Mendisiplinkan diri, yaitu : Jadikan membaca sebagai sebuah kebiasaan. Sebagaimana halnya kebiasaan yang lain, membaca membutuhkan keadaan yang berlangsung secara rutin dan terus menerus. 
Kunci Utamanya adalah : mendisiplinkan diri kita untuk membaca.
Hal ini dapat kita mulai dengan membaca buku-buku Best-Seller.
Gunanya untuk menstimulasi minat baca kita. Karena buku-buku yang diakui sebagai best-seller biasanya membuktikan bahwa buku tersebut mudah masuk ke berbagai macam kalangan.
Bila minat baca kita sudah mulai terbangun dengan kuat, tingkatkan dengan membaca buku-buku yang sifatnya lebih spesifik, misalnya spesifik  ke suatu aspek kehidupan kita, misalnya saja : aspek bisnis, aspek psikologi, aspek religius, dan berbagai aspek lainnya.
Tips yang Kedua:
Bawalah buku bersama kita saat pergi.
Karena, banyak diantara kita tidak suka membaca dengan alasan “tidak punya waktu luang” ???
Padahal jika kita jujur pada diri kita sendiri, sebenarnya waktu itu selalu bisa kita dapatkan.
Yang menjadi masalah sebenarnya adalah Bagaimana kita mengisi waktu luang tersebut.
Mungkin bagi orang-orang yang memiliki tingkat aktivitas yang tinggi, saran yang baik adalah dengan membawa buku bersama dengan kita pada saat kita bepergian.
Karena demikian, pada waktu kita senggang (misalnya saja pada saat kita duduk menunggu seseorang) kita dapat mengisinya dengan membaca buku yang kita bawa.
Tips yang Ketiga:
Membiasakan diri  untuk menetapkan target membaca.   Seorang pakar, bernama : John C. Maxwell pernah menyarankan untuk menetapkan sebuah target dalam hal berapa banyak buku yang akan kita baca dalam suatu periode waktu tertentu.  Karena dengan demikian, kita bisa melatih diri kita untuk time management yang baik.
Misalnya, bila kita bisa menetapkan target minimal 12 buku dalam setahun, maka kita bisa memprediksi bahwa kita akan menyelesaikan setidaknya 1 buku dalam sebulan.
Bila kita mau jujur, waktu sebulan adalah relatif panjang untuk menyelesaikan sebuah buku, apalagi bila diiringi dengan kebiasaan membawa buku seperti tips nomor dua tadi !!!
Tips yang Keempat:
Jangan membaca hanya semata-mata karena kewajiban & suatu keterpaksaan.   Kebanyakan orang, terutama di Indonesia membaca hanya semata-mata karena kewajiban & suatu keterpaksaan untuk mengerjakan tugas atau mempersiapkan suatu ujian. Sewaktu kita masih duduk dibangku sekolah (di kalangan pelajar) di Indonesia, istilah SKS yang berarti “Sistim Kebut Semalam” suatu yang tidak asing yang kerap kita dengar.
Mungkin kita akan tertawa bila kita ingat / saat kita mendengar istilah tersebut.
Tetapi sebenarnya banyak yang tidak peduli pada kenyataan bahwa: Cara Belajar seperti itu Bukanlah Cara Belajar yang Baik.
Sebagai dampak dari membaca yang dilakukan hanya semata-mata karena kewajiban dan cenderung merasa suatu keterpaksaan.
Sungguh suatu pekerjaan yang tidak menyenangkan bukan ???
Kebanyakan dari kita, hanya yang memiliki pemikiran yang sifatnya text-book thinking, atau hanya terpaku pada apa yang dituliskan di buku, dan lemah dalam mengimplementasikan maupun mengembangkan teori yang sudah dipelajarinya dalam kehidupan nyata.
Padahal tidak dapat kita pungkiri bahwa “Membaca” adalah suatu hal yang Sangat Baik, terutama bila berkaitan dengan menambah “Wawasan & Pengetahuan” dalam hidup kita.    Penting untuk di-Ingat : Dengan meningkatkan intensitas kita dalam membaca, maka dengan sendirinya kita sedang berinvestasi untuk diri kita  sendiri bagi masa depan kita.
Semakin banyaknya pengetahuan yang kita miliki, semakin besar jugalah kesempatan untuk kita menjadi orang yang lebih bijaksana dalam bertutur kata dan bertindak tentunya.

Rabu, 23 Mei 2012

Perilaku KONSUMTIF- Wanita ;-D


Apakah Konsumtif Berbahaya?

Perilaku konsumtif pada remaja sebenarnya dapat dimengerti bila melihat usia remaja sebaga usia peralihan dalam mencari identitas diri. Remaja ingin diakui eksistensinya oleh lingkungan dengan berusaha menjadi bagian dari lingkungan itu. Kebutuhan untuk diterima dan menjadi sama dengan orang lain yang sebaya itu menyebabkan remaja berusaha untuk mengikuti berbagai atribut yang sedang in. Remaja dalam perkembangan kognitif dan emosinya masih memandang bahwa atribut yang superfisial itu sama penting (bahkan lebih penting) dengan substansi. Apa yang dikenakan oleh seorang artis yang menjadi idola para remaja menjadi lebih penting (untuk ditiru) dibandingkan dengan kerja keras dan usaha yang dilakukan artis idolanya itu untuk sampai pada kepopulerannya.

Menjadi masalah ketika kecenderungan yang sebenarnya wajar pada remaja ini dilakukan secara berlebihan. Pepatah “lebih besar pasak daripada tiang” berlaku di sini. Terkadang apa yang dituntut oleh remaja di luar kemampuan orang tuanya sebagai sumber dana. Hal ini menyebabkan banyak orang tua yang mengeluh saat anaknya mulai memasuki dunia remaja. Dalam hal ini, perilaku tadi telah menimbulkan masalah ekonomi pada keluarganya.

Perilaku konsumtif ini dapat terus mengakar di dalam gaya hidup sekelompok remaja. Dalam perkembangannya, mereka akan menjadi orang-orang dewasa dengan gaya hidup konsumtif. Gaya hidup konsumtif ini harus didukung oleh kekuatan finansial yang memadai. Masalah lebih besar terjadi apabila pencapaian tingkat finansial itu dilakukan dengan segala macam cara yang tidak sehat. Mulai dari pola bekerja yang berlebihan sampai menggunakan cara instan seperti korupsi.
Pada akhirnya perilaku konsumtif bukan saja memiliki dampak ekonomi, tapi juga dampak psikologis, sosial bahkan  etika.
 
Kebutuhan belanja dewasa ini makin meningkat tajam,terutama buat yang tinggal di kota besar tak dapat di pungkiri salah satu kegiatan wanita adalah “shoping”walau tak semua perempuan menyukai kegiatan belaja,namu harus di akui sebagian wanita menggemari kegiatan belanja.
Belanja adalah adalah kata digunakan sehari hari dalam konteks perekonomian baik di dunia usaha maupun di dalam kegiatan ibu rumah tangga maupun single.Namun kata yang sama telah berkembang artinya sebagai cerminan gaya hidup dan rekreasi pada masyarakat kelas ekonomi tertentu .Belanja mempunyai arti tersendiri bagi kebanyakan komunitas perempuan dewasa ini.
Kita sering mendengar kata “konsumtif”..kata konsumtif adalah kata sifat akhiran ” if” sering di artikan dengan kata “konsumerisme”.sebenarnya kata yang terakhir ini mengacu pada segala sesuatu yang berhubungan dengan konsumen .Sedangkan konsumtif lebih menjelaskan keinginan untuk mengkonsumsi barang barang yang sebenarnya kurang di perlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan maksimal.
 
Prilaku Konsumtif mengapa banyak terjadi di kaum wanita?
1.Wanita lebih tertarik pada warna dan bentuk bukan hal teknis maupun kegunaannya
2.Wanita sebagian tidak mudah terkena bujuk rayu dari sang penjual
3.Ada sebagian wanita yang menyukai hal yang romantis maupun obyektif
4.Wanita cepet merasakan atmosfer maupun suasana toko atau mall plasa
5.Senang melakukan kegiatan windows shoping melihat lihat saja tidak berbelanja atau membeli
 
Apakah akan menjadi masalah prilaku konsumtif?
Menjadi masalah ketika kecenderungan belanja jadi “menggila” atau dibatas kewajaran berbelanja.Banyak yang terjadi dewasa ini belanja secara berlebihan untuk para wanita….ada pepatah “Leh besar pasak dari pada tiang”.Prilaku konsumtif dapat terus mengakar di dalam gaya hidup sekelompok wanita, prilaku tersebut akan sangat berbahaya buat individu kalau tidak ada kontrol diri.Financial yang cukup dan memadaipun tidak menjamin seseorang bisa lepas dari gaya hidup konsumtif tinggal kemuan mau berhenti atau tidak kegiatan belanja secara berlebihan.
Mari kita belajar menjadi pribadi yang senantiasa bijak dalam menggunakan keuangan kita sehinga kita bisa menjauhi gaya hidup konsumtif.